STUDI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DERMATITIS


STUDI EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DERMATITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOMBAKASIH KECAMATAN  LANTARI JAYA KABUPATEN BOMBANA   PROVINSI SULAWESI TENGGARA  TAHUN 2009  


I   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pembangunan kesehatan berkelanjutan merupakan bagian dari pembangunan nasional secara menyeluruh. Bangsa Indonesia tertantang untuk menciptakan Indonesia Sehat di tahun 2010 dengan tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduk hidup dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Profil Puskesmas Indonesia, 2006).
Salah satu upaya untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal tersebut adalah dengan menyelenggarakan upaya kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan kesehatan. Dengan demikian diharapkan dapat memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri serta lingkungannya. Oleh karena itu, hal tersebut dapat dimulai dari diri kita sendiri untuk memelihara dan menjaga kesehatan dengan mencegah terjadinya resiko penyakit dan melindungi diri dari berbagai ancaman penyakit, salah satunya adalah penyakit dermatitis.
  Penyakit infeksi dermatitis merupakan penyakit kulit yang umumnya dapat terjadi secara berulang-ulang terhadap seseorang dalam bentuk peradangan  kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,  likenifikasi) dan keluhan gatal (Djuanda, 2007). Prevalensi dari semua bentuk dermatitis adalah 4,66%, termasuk dermatitis atopik 0,69%, ekzema numular 0,17%, dan dermatitis seboroik 2,32% yang menyerang 2% hingga 5% dari penduduk.
 Data gambaran sepuluh (10) penyakit terbanyak pada penderita rawat jalan di Rumah Sakit Umum di Indonesia yang diperoleh dari Ditjen Pelayanan Medik Departemen Kesehatan tahun 2004, ditemukan jumlah kasus penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya yakni sebesar 419.724 kasus atau dengan pevalensi sebesar 2,9%, 501,280 kasus pada tahun 2005 dengan prevalensi 3.16%, dan pada tahun 2006 ditemukan sebanyak 403.270 kasus dengan prevalensi 3,91% (Profil Kesehatan Indonesia 2004-2006)
Hasil Riset Kesehatan Dasar Sulawesi Tenggara tahun 2007 menunjukkan angka prevalensi penyakit dermatitis berada pada urutan tertinggi dari 8 penyakit kategori lainnya, dimana 4 Kabupaten berada diatas prevalensi nasional 6,8%, yaitu Kota Bau-bau, Wakatobi, Kota Kendari, dan Kolaka Utara dengan persentase masing-masing 13,2%, 11,2%, 7,4%, dan 6,8%. Sedangkan 6 Kabupaten lainnya yakni Kolaka, Buton, Muna, Bombana, Konawe dan konawe Selatan berada di bawah prevalensi nasional dengan prevalensi masing-masing sebesar 6,2%, 5,6%, 5,4%, 5,2%, 4,2%, dan 2,8%. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa angka kejadian penyakit dermatitis di Kabupaten Bombana sebelum dibukanya areal pertambangan emas tergolong tinggi meskipun hanya berada di bawah prevalensi nasional.
Puskesmas Lombakasih merupakan salah satu Puskesmas yang terletak  di Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana dekat areal pertambangan emas. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas ini dalam buku registrasi pasien menunjukkan peningkatan kasus penyakit dermatitis yang signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Pada tahun 2007, jumlah kasus penyakit dermatitis yang tercatat dalam buku registrasi pasien hanya terdapat 3 kasus dengan persentase 0,54%, kemudian meningkat 4 kasus dengan persentase sebesar 0,73% tahun 2008. Pada tahun 2009, jumlah kasus penyakit dermatitis meningkat hingga mencapai 76 kasus, dengan persentase sebesar 13,8%. Data ini menunjukkan  penyakit dermatitis terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mengalami peningkatan sebesar 13,07% pada tahun 2009.
Daerah pertambangan terkait erat dengan timbulnya penyakit kulit dermatitis. Berdasarkan perbandingan jumlah kasus yang dilakukan di Puskesmas Rarowatu yang juga merupakan daerah pertambangan emas menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit dermatitis di Puskesmas Lombakasih lebih tinggi yaitu sebesar 76 kasus. Sedangkan di Puskesmas Rarowatu sendiri hanya sebesar 31 kasus. Adapun angka kejadian penyakit dermatitis di 8  Puskesmas lainya yang juga dijadikan sebagai Puskesmas pembanding seperti Puskesmas Rumbia (39 kasus) Rumbia Tengah (47 kasus), Poleang Utara (48 kasus), Poleang Timur (67), dan Poleang Selatan (64 kasus), Poleang (15 kasus), Tontonunu (67 Kasus), Mata Usu (27 kasus), semuanya masih tergolong rendah dibandingkan dengan Puskesmas Lombakasih.
Banyak faktor penyebab timbulnya penyakit dermatitis, diantaranya ada yang berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh: detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikroorganisme (contoh: bakteri, jamur), dan ada pula yang berasal dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopic yang belum diketahui pasti etiologinya. Umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, sumber air, tempat tinggal, dan waktu kejadian merupakan bagian dari faktor resiko/penyebab yang dapat menjadi faktor pendukung seseorang mudah untuk terinfeksi penyakit kulit dermatitis. 
Sejak dibukanya areal pertambangan emas di sekitar lokasi Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana akhir tahun 2008 banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi penambang mulai dari petani, nelayan, wiraswasta, bahkan PNS. Ini menyebabkan populasi penambang bertambah yang kemudian berdampak pada rusaknya lingkungan akibat dibukanya areal baru, buruknya sanitasi dan timbulnya berbagai macam penyakit. Belum lagi penggunaan air raksa dan merkuri untuk pemurnian emas  yang dipakai warga untuk menambang menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit kulit (dermatitis).
Penyakit dermatitis di Kabupaten Bombana khususnya di Puskesmas Lombakasih mungkin tergolong rendah jika dibandingkan dengan Puskesmas-Puskesmas yang ada di Kabupaten lain. Meskipun demikian, penyakit dermatitis di Puskesmas Lombakasih merupakan sebuah masalah yang menarik untuk diteliti oleh karena peningkatan jumlah kasusnya sangat signifikan pada tahun 2009. Apalagi sejak masuknya areal pertambangan emas akhir tahun 2008 ditambah pula dengan kondisi wilayah kerja Puskesmas Lombakasih yang hampir seluruhnya adalah daerah persawahan menjadi dua faktor pendukung yang saling terkait erat dalam  menyebabkan timbulnya penyakit kulit oleh karena air limbah penambangan berhubungan langsung dengan sungai yang merupakan satu-satunya sumber irigasi bagi persawahan warga.
Bertolak dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Studi Epidemiologi Penyakit Dermatitis Di Wilayah Kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2009”.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran epidemiologi penyakit dermatitis berdasarkan variabel orang, tempat, dan waktu di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara  tahun 2009?
C.      Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit dermatitis berdasarkan variabel orang, tempat, dan waktu di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui gambaran epidemiologi penyakit dermatitis berdasarkan variabel orang di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009.
b.   Mengetahui gambaran epidemiologi penyakit dermatitis  berdasarkan variabel  tempat di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009.
c.    Mengetahui gambaran epidemiologi penyakit dermatitis  berdasarkan variabel  waktu di wilayah kerja Puskesmas Lombakasih Kecamatan Lantari Jaya Kabupaten Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2009.
D.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.    Manfaat Praktis
Sebagai salah satu bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bombana pada umumnya dan Puskesmas Lombakasih pada khususnya dalam merumuskan suatu kebijakan untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit dermatitis.
2.    Manfaat Ilmiah
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, di samping itu hasil penelitian dapat diajukan sebagai bahan rujukan untuk peneliti selanjutnya.
3.    Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan suatu pengalaman yang berharga dalam memperluas pengetahuan dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan serta menambah wawasan pengetahuan.



Untuk skripsi lengkapnya silahkan download sepuasnya melalui link dibawah ini dan jangan lupa comentarnya………

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

alfin mengatakan...

sangat bermanfaat

alfin mengatakan...

sangat bermanfaat

Unknown mengatakan...

gak bisa didownload bang :(

Posting Komentar